Jumat, 30 Juli 2010

GURU BUKAN JABATAN LIFSTIKS


GURU BUKAN JABATAN LIFSTIKS
Oleh,Yusep Mulyana




Bila kita tengok sekilas sejarah kebelakang tentang guru. Guru orang yang mempunyai pengaruh kuat di masyarakat dan dihargai oleh masrarakat bahkan kaum penjajahpun saat itu memunyai rasa hormat,segan dan sekaligus takut akan keberadaan guru.Begitu kuatnya daya image guru sehingga apa-apa yang dilakukan guru menjadi tolak ukur kepribadian bangsa.seperti pepatah mengatakan “Guru Wong Atua Karo” atau istilah lain “Guru harus di gugu dan ditiru”.Ini mengidentifikasikan kalau guru saat itu begitu besar pengaruhnya dan begitu dihormati serta disegani,karena memang jaman itu yang menjadi guru adalah orang – orang yang mempunyai dedikassi ,konsekuaensi moral yang kuat sehingga cerminan bangsa berada pada tangan guru. Istilah lain bagi guru dapat dikatakan “Teaching is the greates of human task”.Dimana pengajaran adalah tugas manusia (guru) yang paling mulya atau agung.
Ini merupakan penghargaan yang tinggi dan memang pantas guru mendapatkan istilah tersebut,karena memang guru merupakan pencetak terlahirnya tunas-tunas bangsa yang dapat memberikan kontribusinya kepada Bangsa dan Negara.Ini terbukti dengan munculnya gerakan Budi Utomo,Hos tjokro Aminoto,Ki Hajar Dewantara dan masih banyak gerakan-gerakan kebangsaan yang di pelopori oleh guru.
Paradigma sekarang dimana begitu banyaknya yang menjabat guru justru masih banyak tatanan prilaku dan kebiasaannya tidak mencerminkan sebagai pemimpin (leader) yang dapat dijadikan contoh. Hal ini bila kita telusuri mungkin terkait dengan rekruitmen guru yang bukan rahasia umum katanya sering terjadi penyimpangan yang harusnya berdasarkan kualitas tetapi banyak pengangkatannya berdasarkan metode SAKA (Saha Anu Kuat Artos),bila hal tersebut benar-benar terjadi, maka di sarankan segara bertobat karena halallun toyiban masih perlu dipertanyakan rekruitmen seperti inilah yang dapat menghapus predikat guru yang mulya atau agung dan akan menjadi panutan tercoreng karena awal pengangkatannya bukan dari sesuatu yang luhur dalam Al Quran ada ayat yang menegaskan tentang perbuatan di atas “ Yang menyogok dan yang diberi sogokan tempat yang layak adalah neraka, yang bahan bakarnya dari manusia).
Tugas guru itu sangat mulya maka jangan dicampuri dengan hal yang tak mulya pula..Guru dituntut mempunyai cavacity moral dan cavacity sprituil yang kuat agar istiqomah dalam setiap langkah karena kecerdasan dan kemunduran suatu bangsa dalam bidang pendidikan terletak pada sebagian besar ada pada pundak guru. Untuk itu jabatan guru yang mulya tersebut jangan mau dijadikan bemper atau lifstiks pribadi atau bemper penguasa pada skala pendidikan baik ditingkat sekolah sampai pada tingkat birokrasi pendidikan.
Siapapun yang mendapat predikat guru baik formal ataupun non formal hendaknya mempunyai langkah istiqomah agar bangsa yang sudah carut marut oleh politik takbernurani menurut para pengamat ahli politik,tidak semakin lebih kusut karena prilaku guru-guru yang tidak terpuji.

Tentunya masih terkiang bagaimana penggalan pujian akan guru dari anak bangsa yang penuh pengharapan,

Terpujilah wahai engkau ibu bapa guru,
namamu akan selalu hidup dalam sanubariku,
sbagai prasati trimakasihku tuk pengabdianmu,
engkau sebagai pelita dalam kegelapan,
engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan,
engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa.

Maka bila kita maknai bait demi bait di atas guru merupakan sosok yang selalu ditunggu akan sepak terjangnya untuk memperbaiki kebobrokan bangsa ini karena dari guru yang bermoralah tercetak anak-anak bangsa yang bermoral pula, semoga bait-bait di atas menyadarkan akan pentingnya keberadaan guru dan pentingnya melindungi guru dan pentingnya memberikan kelayakan pada guru serta yang paling penting…………….......... mari ! bagaimana mejadi guru yang ber ahklak mulia…

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asalamu'alaikum pak Hj masih inget nga sama santi,gimana kabar ny ade jibar sareng ibu pada sehat?

      Hapus
  2. guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa..

    BalasHapus
  3. Subhanalloh pak H yusep mulyana kerenn ucapanya bijaksana!

    BalasHapus